Kenapa Ada Wacana “Satu Orang Satu Akun Medsos” oleh Komdigi?
Wacana pembatasan jumlah akun media sosial muncul setelah banyaknya kasus penyalahgunaan akun anonim untuk menyebarkan hoaks, penipuan, hingga ujaran kebencian.
Menurut pernyataan resmi yang dikutip dari Detik Inet, pemerintah ingin menjadikan ruang digital lebih sehat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pemerintah menegaskan bahwa tujuan dari kebijakan ini bukan untuk membatasi kreativitas masyarakat, melainkan untuk meningkatkan akuntabilitas setiap pengguna.
Dengan satu akun yang terhubung pada identitas resmi, diharapkan penyebaran informasi bisa lebih terkontrol.
Namun, perlu dipahami bahwa gagasan ini masih dalam tahap wacana dan belum ditetapkan sebagai regulasi.
Tujuan/Alasan Penerapan Kebijakan
Kebijakan ini diajukan dengan beberapa alasan utama:
- Membatasi penyebaran hoaks melalui akun palsu
- Mencegah penipuan dan praktik cybercrime
- Mendorong pengguna lebih bertanggung jawab terhadap konten yang dibuat
- Menjaga keamanan serta kenyamanan ruang digital publik
Rencana Skema “Satu Orang Satu Akun Medsos”
Salah satu ide yang dibahas adalah penggunaan Digital ID atau identitas digital.
Setiap pengguna nantinya perlu melakukan verifikasi identitas saat membuat akun media sosial.
Bentuk verifikasi yang dipertimbangkan bisa berupa data kependudukan digital hingga biometrik, seperti wajah atau sidik jari.
Meski begitu, Komdigi menjelaskan bahwa konsepnya bukan berarti pengguna hanya boleh memiliki satu akun secara mutlak di semua platform.
Maksudnya adalah satu identitas tunggal dapat digunakan untuk registrasi di berbagai media sosial, sehingga transparansi lebih terjaga.
Respon Masyarakat Terkait Penerapan Kebijakan Ini
Banyak masyarakat dan pakar komunikasi menilai bahwa pembatasan ini bisa berdampak pada kreativitas pengguna.
Tidak sedikit orang yang memiliki akun berbeda untuk tujuan personal dan profesional.
Jika dibatasi, hal ini dapat menghambat fleksibilitas dalam berekspresi maupun membangun personal branding.
Selain itu, kritik lain yang muncul adalah terkait efektivitas.
Beberapa ahli menilai bahwa masalah hoaks lebih banyak disebabkan oleh bot otomatis, bukan akun ganda dari individu.
FAQ Tentang “Satu Orang Satu Akun Medsos”
Apakah aturan satu orang satu akun medsos sudah resmi berlaku?
Belum. Saat ini masih dalam tahap wacana dan kajian, belum menjadi regulasi yang mengikat.
Apakah pengguna benar-benar hanya boleh punya satu akun saja?
Tidak sepenuhnya. Konsep yang dipertimbangkan adalah satu identitas digital untuk verifikasi, bukan membatasi jumlah akun secara mutlak.
Apa tujuan utama wacana ini?
Untuk menekan akun palsu, mengurangi hoaks, serta meningkatkan akuntabilitas pengguna media sosial.
Apakah ada risiko terhadap privasi pengguna?
Ya, ada kekhawatiran terkait penggunaan data biometrik dan keamanan Digital ID. Perlindungan data pribadi menjadi isu penting.
Bagaimana tanggapan masyarakat sejauh ini?
Banyak yang merespons kritis, terutama terkait kebebasan berekspresi, keamanan data, dan efektivitas aturan ini.
Baca Juga:
Perjalanan WNA & WNI Kini Wajib Install Aplikasi All Indonesia
Apple Gugat Oppo atas Dugaan Curi Rahasia Dagang Apple Watch