Ringkasan Artikel: Tarif Impor Barang AS Nol Persen
Kebijakan baru mengenai tarif impor barang AS nol persen memberikan dampak penting. Berikut ringkasannya:
- Kebijakan membebaskan bea masuk produk AS ke Indonesia—efek langsungnya tidak memengaruhi iPhone.
- Komoditas seperti gandum, bahan kimia, dan mesin industri diprediksi paling diuntungkan.
- AS sebagai imbalan menurunkan tarif impor untuk produk Indonesia.
- Potensi peningkatan ekspor dan hubungan bilateral, namun perlu berhati-hati agar tidak dicurigai pilih kasih.
Kebijakan tarif impor barang AS nol persen sedang jadi sorotan terutama dalam konteks perdagangan Indonesia.
Bagaimana implikasinya bagi harga produk dan industri dalam negeri?
Associe akan membahasnya di artikel ini.
Latar Belakang dan Info Kebijakan Tarif Impor Nol Persen
Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat telah menyepakati ketentuan baru: sebagian besar barang asal AS masuk tanpa terkena tarif—alias tarif impor nol persen.
Aturan ini diterapkan sejak pertengahan Juli 2025 sebagai bagian dari perjanjian bilateral dan membuka peluang baru di sektor perdagangan
Dikutip dari Business Indonesia, kebijakan ini mencakup sektaran 99 persen komoditas AS ke Indonesia dan sebagai balasan AS menurunkan tarif impor produk Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen.
Meski terlihat menguntungkan, patut diingat bahwa tarif nol persen hanya berlaku untuk barang benar-benar diproduksi di AS.
Jika produk dirakit di negara lain—seperti China—aturannya berbeda.
Barang yang Terdampak Kebijakan Tarif Impor Nol Persen
Kebijakan ini berpotensi menurunkan harga sejumlah produk, seperti:
- Gandum, kedelai, jagung
- Bahan bakar dan produk kimia
- Mesin industri, pesawat dan suku cadangnya
- Produk tekstil dan plastik
Dilansir juga dari Jakarta Globe, daging babi dan minuman beralkohol dari Amerika Serikat tidak termasuk dalam daftar produk yang mendapatkan tarif impor nol persen ke Indonesia.
Meskipun sekitar 99 persen komoditas asal AS bebas tarif, kedua produk tersebut tetap dikenakan tarif impor sesuai ketentuan yang berlaku.
Apakah Harga iPhone akan Turun?
Meskipun iPhone adalah merek asal AS, seluruh komponen dan perakitannya berasal dari China.
Karena itu, iPhone tetap diklasifikasikan sebagai produk China dan tidak mendapatkan manfaat tarif nol persen.
Artinya, efek penurunan harga iPhone di Indonesia sangat kecil—atau bahkan tidak berubah.
Pengecualiannya berlaku pada produk teknologi buatan AS yang langsung diekspor dari AS tanpa perakitan di luar negeri.
Dampak Jangka Panjang Terhadap Perdagangan Indonesia
Dampak jangka panjang dari penerapan tarif nol persen berpotensi memperkuat hubungan perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat secara signifikan.
Kebijakan ini dapat membuka peluang ekspor yang lebih besar bagi produk lokal Indonesia ke pasar AS, terutama dengan adanya penurunan tarif sekitar 19 persen yang membuat produk.
Selain itu, peningkatan arus barang dan kerja sama perdagangan dapat memperluas akses pelaku usaha Indonesia ke pasar global dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pakar hubungan internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, mengingatkan bahwa penerapan tarif 0 persen untuk produk AS bisa memicu negara lain meminta perlakuan serupa.
Setidaknya mereka dapat menuntut penurunan tarif antara 1–3 persen
Jika tidak dikelola dengan hati-hati, RI bisa dianggap memprioritaskan AS sehingga berpotensi mempengaruhi komitmen pada perjanjian internasional.
FAQ Tentang “Tarif Impor Barang AS Nol Persen”
Apa itu tarif impor barang AS nol persen?
Ketentuan seperti bebas bea masuk untuk sebagian besar barang asal AS yang masuk ke Indonesia.
Apakah semua produk AS bisa masuk tanpa tarif?
Mayoritas—sekitar 99 persen—ya. Namun produk sensitif mungkin masih dikenakan tarif tertentu.
Mengapa iPhone tidak jadi lebih murah?
Karena dirakit di China, ia tidak digolongkan sebagai produk asal AS.
Apa keuntungan bagi eksportir Indonesia ke AS?
Mereka mendapat tarif impor AS lebih rendah (19 %), sehingga lebih kompetitif di pasar AS.
Apa risiko kebijakan ini?
Kebijakan bisa memicu permintaan serupa dari negara lain dan menimbulkan persepsi Indonesia terlalu condong ke AS.
Baca Juga:
iPhone 16 Dijual di Indonesia Setelah Kantongi Sertifikat Postel