Tupperware Bangkrut — Setelah berpuluh-puluh tahun menjadi bagian dari rumah tangga Indonesia, kini merek ikonik Tupperware resmi menghentikan seluruh aktivitas bisnisnya.
Pengumuman penutupan operasional tersebut sontak menjadi perbincangan hangat di media sosial
Banyak yang merasa kehilangan dan tak menyangka bahwa brand legendaris ini akhirnya menyerah.
Apa yang sebenarnya terjadi hingga Tupperware bangkrut? Associe akan membahasnya di artikel ini.
Baca Juga: Bukalapak Tutup Marketplace, Kini Fokus Jual Produk Virtual
Tupperware Bangkrut dan Resmi Tutup
Kabar mengejutkan datang dari akun resmi Instagram @tupperwareid yang pada 11 April 2025 mengumumkan bahwa Tupperware Indonesia telah menghentikan seluruh operasionalnya per 31 Januari 2025.
Setelah 33 tahun beroperasi di Indonesia, merek pamit dengan pesan penuh terima kasih kepada para pelanggan setianya.
Respons masyarakat terhadap pengumuman tersebut pun beragam.
Banyak pelanggan membagikan kenangan mereka menggunakan produk Tupperware, mulai dari wadah bekal hingga tempat penyimpanan dapur yang legendaris.
Tak sedikit pula yang menyayangkan keputusan tersebut dan merasa kehilangan merek yang selama ini lekat dalam kehidupan keluarga mereka.
Mengenal Kembali Brand Tupperware
Tupperware pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 1946, diciptakan oleh Earl Tupper.
Produk revolusioner berupa wadah plastik dengan tutup kedap udara ini segera menjadi solusi penyimpanan makanan yang populer.
Keunggulan utama Tupperware terletak pada daya tahan, desain ergonomis, dan kualitas materialnya yang unggul.
Uniknya, sistem penjualan Tupperware tidak menggunakan toko ritel melainkan melalui demonstrasi rumah atau yang dikenal sebagai Tupperware Party.
Metode ini memungkinkan para ibu rumah tangga untuk menjadi reseller sembari membangun jaringan sosial.
Tupperware masuk ke pasar Indonesia pada awal 1990-an dan dengan cepat mendapat tempat di hati masyarakat.
Produk-produk mereka dianggap prestisius, bahkan menjadi simbol kelas menengah pada masanya.
Selama 33 tahun, Tupperware menjadi salah satu pemimpin pasar untuk produk wadah makanan premium.
Kronologi Sebelum Tupperware Resmi Bangkrut
Tanda-tanda kesulitan keuangan Tupperware sudah mulai tampak sejak beberapa tahun terakhir.
Puncaknya terjadi pada 16 September 2024, saat Tupperware Brands Corporation mengajukan permohonan perlindungan kebangkrutan (Chapter 11) ke pengadilan di Delaware, Amerika Serikat.
Permohonan ini diajukan sebagai upaya restrukturisasi utang perusahaan yang mencapai 812 juta dolar AS.
Perusahaan sempat berusaha mencari investor baru dan menjajaki restrukturisasi finansial, namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil memadai.
Di tengah tekanan keuangan dan penurunan penjualan global, Tupperware memutuskan menghentikan operasionalnya di berbagai negara.
Tutupnya cabang Indonesia pada Januari 2025 merupakan bagian dari langkah global untuk mengecilkan skala bisnis.
Dengan pengumuman resmi pada April 2025, publik akhirnya memahami bahwa masa kejayaan Tupperware telah benar-benar usai.
Penyebab Tupperware Bangkrut
Penurunan Minat Konsumen
Kebiasaan belanja masyarakat mengalami perubahan drastis. Produk penyimpanan makanan kini banyak dijual bebas melalui e-commerce dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
Tupperware dianggap terlalu mahal oleh konsumen masa kini yang lebih memprioritaskan nilai guna dan harga bersaing.
Gagal Beradaptasi di Era Digital
Salah satu kelemahan utama Tupperware adalah lambatnya transformasi digital. Penjualan yang masih mengandalkan sistem konvensional membuat mereka tertinggal dari kompetitor yang agresif memanfaatkan platform online.
Merek-merek baru dengan strategi pemasaran digital jauh lebih mudah menjangkau pasar modern.
Beban Utang yang Tinggi
Tupperware tak hanya menghadapi penurunan penjualan, tetapi juga beban finansial besar. Dengan utang lebih dari Rp 12 triliun, perusahaan kesulitan memenuhi kewajiban keuangan.
Pengajuan perlindungan kebangkrutan menjadi satu-satunya jalan agar bisa bertahan, meski akhirnya tetap menyerah.
Persaingan Produk yang Meningkat
Banyak merek lokal maupun global mulai memproduksi wadah makanan berkualitas dengan harga kompetitif.
Konsumen kini memiliki banyak pilihan dengan fitur serupa, bahkan inovasi yang lebih relevan dengan kebutuhan masa kini.
Keunggulan Tupperware tak lagi menjadi daya tarik utama di tengah persaingan yang begitu padat.
Baca Juga: Sritex Bangkrut, Apa yang Terjadi dan Dampaknya?
Kesimpulan
Kabar Tupperware bangkrut menandai berakhirnya perjalanan panjang sebuah merek legendaris yang telah menemani banyak keluarga Indonesia.
Dengan sistem penjualan unik dan produk berkualitas, Tupperware pernah menjadi ikon rumah tangga yang tak tergantikan.
Namun, perubahan zaman, tantangan digital, dan persaingan yang ketat membawa perusahaan ini pada akhir yang pahit. Meski tutup, kenangan akan Tupperware tetap hidup di benak para pelanggannya.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih banyak terkait artikel bisnis atau membutuhkan layanan konsultan bisnis, jangan ragu untuk kunjungi Associe atau langsung hubungi kami.