Tiktok Diblokir di US — TikTok, aplikasi berbagi video populer, kini menghadapi larangan di Amerika Serikat. Kebijakan ini tidak hanya memengaruhi jutaan pengguna, tetapi juga menimbulkan perdebatan sengit di berbagai kalangan.
Apa yang sebenarnya menjadi penyebab utama TikTok diblokir di US?
Apa Itu TikTok?
TikTok adalah aplikasi berbagi video pendek milik ByteDance, perusahaan teknologi asal China. Sejak diluncurkan, TikTok menjadi favorit di berbagai kalangan, terutama generasi muda.
Pada Juli 2024, Indonesia mencatat 157,6 juta pengguna, terbesar di dunia, dengan 34,9% pengguna berusia 18-24 tahun dan 28,2% berusia 25-34 tahun.
TikTok memungkinkan pengguna untuk berbagi konten kreatif, mulai dari tarian hingga informasi edukatif.
Namun, di balik kesuksesannya, TikTok kerap menghadapi kontroversi, khususnya terkait privasi dan keamanan data.
Alasan TikTok Diblokir di Amerika Serikat
Keamanan dan Privasi Data
Pemerintah AS menilai TikTok mengumpulkan data pengguna dalam jumlah besar, termasuk lokasi, perangkat yang digunakan, serta informasi pribadi lainnya.
Laporan dari CNBC (2023) menyebutkan bahwa 60% warga AS merasa tidak nyaman dengan pengumpulan data oleh aplikasi yang dimiliki perusahaan asing.
Senator Mark Warner menegaskan bahwa “akses pemerintah Tiongkok ke data pengguna adalah ancaman serius bagi privasi.”
Ketegangan Geopolitik
TikTok menjadi simbol ketegangan antara AS dan Tiongkok dalam persaingan teknologi dan ekonomi.
Pelarangan TikTok dipandang sebagai bagian dari strategi untuk menekan pengaruh Tiongkok di sektor teknologi dan mengurangi ketergantungan pada produk Tiongkok di pasar Amerika.
Penyebaran Disinformasi
TikTok dituduh menjadi platform yang mempermudah penyebaran informasi palsu, terutama terkait isu politik dan sosial di AS.
Laporan dari New York Times (2024) menunjukkan bahwa konten disinformasi di TikTok meningkat 20% menjelang pemilu presiden AS.
Pejabat keamanan siber AS, seperti Jen Easterly dari CISA, mengatakan, “Algoritma TikTok memprioritaskan konten viral tanpa filter yang cukup untuk mencegah penyebaran hoaks.”
Ancaman Keamanan Nasional
Aplikasi ini diduga memiliki potensi untuk melacak lokasi dan aktivitas pejabat pemerintah serta personel militer AS.
Pejabat AS mengungkap bahwa TikTok berpotensi digunakan untuk menyusun profil pejabat penting, dengan Direktur FBI Christopher Wray menyebutnya sebagai alat eksploitasi data oleh pemerintah Tiongkok.
Trump Pertimbangkan Perpanjangan Larangan TikTok di AS
Presiden AS terpilih, Donald Trump, memberikan sinyal bahwa larangan TikTok mungkin ditunda hingga 90 hari.
Hal ini memberi waktu bagi ByteDance untuk menjual operasional TikTok di AS kepada perusahaan non-China sebagai solusi untuk mengatasi kekhawatiran keamanan.
Namun, hingga saat ini, belum ada kejelasan apakah TikTok dapat memenuhi syarat hukum untuk mendapatkan perpanjangan waktu hingga April 2025.
Pemerintah AS, melalui Mahkamah Agung, telah menetapkan keputusan tegas untuk memastikan bahwa TikTok tidak lagi menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional.
Baca Juga: Seputar Hak Penamaan Stasiun MRT Cipete Raya Tuku
Kesimpulan
TikTok kini menghadapi larangan akses di AS karena alasan privasi data, ketegangan geopolitik, dan risiko keamanan nasional.
Meskipun Presiden terpilih Donald Trump mempertimbangkan perpanjangan waktu, keputusan akhir tetap bergantung pada kemampuan TikTok untuk memenuhi persyaratan hukum yang ketat.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih banyak terkait berita terbau atau membutuhkan layanan konsultan bisnis, jangan ragu untuk kunjungi Associe atau langsung hubungi kami.
