Ringkasan Berita: Okupansi Hotel MotoGP Mandalika

Okupansi hotel selama event MotoGP Mandalika menunjukkan angka yang sangat tinggi. Berikut poin-poin pentingnya:

  • Okupansi hotel di Kota Mataram mencapai 100% pada malam sebelum balapan, jauh di atas target 80%.
  • Hotel bintang tiga dan empat penuh, hotel bintang satu dan dua lebih dari 90% terisi.
  • Kawasan Mandalika dan Pulau Lombok rata-rata mengalami okupansi tinggi, 93%, dengan beberapa hotel di sekitar sirkuit penuh 100%.
  • Maskapai seperti Garuda Indonesia menambah frekuensi penerbangan, tingkat okupansi mencapai 99–100% selama event.
  • Event MotoGP memberikan dampak ekonomi signifikan, mendukung industri perhotelan, transportasi, dan UMKM lokal dengan peningkatan omzet hingga tiga kali lipat.

 

Ajang MotoGP Mandalika 2025 yang berlangsung pada 3–5 Oktober 2025 menjadi magnet wisatawan domestik dan internasional.

Dilansir dari situs resmi MotoGP, rekor jumlah penonton meningkat signifikan: 102.929 pada 2023, 121.252 pada 2024, dan 140.324 pada 2025, tumbuh 36,3% dalam tiga tahun.

MotoGP sendiri adalah ajang balap motor internasional yang menampilkan pembalap dan tim profesional.

Event olahraga kelas dunia ini memberikan adrenalin sekaligus mendorong pariwisata dan ekonomi lokal di Mataram dan Mandalika.

 

Lonjakan Okupansi Hotel di Kota Mataram

Menurut data dari Dinas Pariwisata Kota Mataram, tingkat hunian hotel mencapai 100%, jauh di atas target 80% yang telah ditetapkan sebelumnya.

Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM), I Made Adiyasa Kurniawan, mengatakan bahwa malam sebelum balapan (4 Oktober), okupansi hotel mencapai 100%.

Hotel bintang tiga dan empat penuh, sedangkan hotel bintang satu dan dua terisi lebih dari 90%.

“Ini merupakan salah satu pencapaian tertinggi okupansi hotel di Mataram selama lima tahun terakhir,” ujar Made.

Event internasional seperti MotoGP menarik banyak wisatawan dan berdampak nyata pada industri perhotelan NTB.

 

Dampak Positif Juga Terjadi Di Mandalika & Sektor Transportasi

Selain Kota Mataram, kawasan Mandalika dan Pulau Lombok secara keseluruhan juga mengalami lonjakan okupansi hotel.

Data dari Dinas Pariwisata NTB menunjukkan rata-rata hunian hotel mencapai 93%, dengan beberapa hotel di sekitar sirkuit Mandalika bahkan penuh 100%.

Maskapai Garuda Indonesia juga menambah frekuensi penerbangan dari Jakarta ke Lombok.

Tingkat okupansi penerbangan Garuda Indonesia mencapai 99 persen pada 1-4 Oktober 2025, dengan puncak arus pulang pada 5-6 Oktober mencapai 100 persen.

Sepanjang 1-6 Oktober 2025, Garuda Indonesia Group menyiapkan 12.900 kursi untuk rute Jakarta–Lombok PP dan Surabaya–Lombok PP.

Dilayani oleh Garuda Indonesia dengan Boeing 737-800NG (162 kursi) dan Citilink dengan Airbus A320-200 (180 kursi).

 

Kontribusi Terhadap Ekonomi Lokal

Penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2025 memberikan dampak ekonomi signifikan

Diperkirakan ajang ini menyumbang sekitar Rp4,8 triliun atau sekitar USD 288 juta bagi perekonomian NTB.

Manfaat ini tidak hanya dirasakan oleh industri perhotelan dan transportasi, tetapi juga UMKM lokal yang menjual makanan, souvenir, dan berbagai kebutuhan wisatawan.

Banyak pedagang lokal melaporkan peningkatan omset hingga tiga kali lipat dibandingkan periode biasa.

Hal ini dijelaskan oleh teori Multiplier Effect, di mana pengeluaran awal pada event besar dapat memicu rangkaian pengeluaran tambahan yang meningkatkan aktivitas ekonomi.

 

FAQ Tentang “Okupansi Hotel MotoGP Mandalika”

Bagaimana tren okupansi hotel selama MotoGP Mandalika 2025?

Okupansi hotel meningkat signifikan, dengan beberapa hotel mencapai 100% pada malam sebelum balapan.

Hotel bintang mana yang paling penuh saat event?

Hotel bintang tiga dan empat penuh, sedangkan bintang satu dan dua terisi lebih dari 90%.

Apakah peningkatan okupansi hanya terjadi di Mataram?

Tidak, Mandalika dan Pulau Lombok secara keseluruhan juga mengalami lonjakan hunian hotel hingga 93-100%.

Bagaimana pengaruh MotoGP terhadap transportasi dan penerbangan?

Maskapai menambah frekuensi penerbangan, dengan tingkat okupansi mencapai 99-100% pada puncak arus penumpang.

Apakah lonjakan okupansi berdampak pada ekonomi lokal?

Ya, selain hotel dan transportasi, UMKM lokal merasakan peningkatan omzet hingga tiga kali lipat karena arus wisatawan.

 

Baca Juga:

Kenaikan Cukai Rokok: Apakah Rugikan Produsen dan Konsumen?

Wacana “Satu Orang Satu Akun Medsos” oleh Komdigi, Untuk Apa?