THR atau Tunjangan Hari Raya merupakan pembayaran non-upah yang wajib diberikan oleh pemberi kerja kepada pekerja di Indonesia menjelang hari raya keagamaan tertentu. Menurut peraturan pemerintah, setiap pekerja berhak menerima THR sebelum perayaan hari raya besar seperti Idulfitri untuk pekerja Muslim, Natal untuk pekerja Katolik dan Protestan, Nyepi untuk pekerja Hindu, Waisak untuk pekerja Budha, dan Imlek untuk pekerja Konghucu.
Dalam menghitung THR, penting bagi kita untuk memahami beberapa aspek penting seperti perhitungan berdasarkan lama kerja dan gaji bulanan pekerja, kewajiban pembayaran THR dalam bentuk uang tunai, peraturan yang berlaku bagi karyawan tetap (PKWTT) maupun karyawan kontrak (PKWT), dan pajak penghasilan (PPh21). Memahami cara menghitung THR dengan baik dan aturan terkaitnya sangat penting untuk memastikan bahwa perusahaan dan pekerja memenuhi hak dan kewajiban masing-masing. Jika tidak mematuhi peraturan ini, maka perusahaan harus siap menghadapi konsekuensinya.
Memahami THR dan Kategori Karyawan
Memahami THR dan Kategori Karyawan sangat penting dalam proses cara menghitung THR. Berikut adalah beberapa poin utama yang perlu diperhatikan:
1. Kewajiban THR bagi Semua Karyawan
THR adalah tunjangan wajib yang harus diberikan kepada semua karyawan di Indonesia, termasuk pekerja tetap, kontrak, dan lepas, menjelang hari raya keagamaan seperti Idul Fitri untuk Muslim, Natal untuk Kristen, Nyepi untuk Hindu, dan Waisak untuk Buddha.
2. Batas Waktu Pembayaran THR
THR harus dibayarkan paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan. Hal ini untuk memastikan bahwa semua karyawan dapat menikmati hari raya dengan tenang dan bahagia.
3. Perhitungan THR Berdasarkan Masa Kerja
- Karyawan dengan masa kerja kurang dari satu tahun berhak menerima THR secara proporsional, berdasarkan jumlah bulan mereka bekerja.
- Karyawan yang telah bekerja selama satu tahun atau lebih umumnya berhak atas THR penuh, yang biasanya setara dengan satu bulan gaji atau gaji pokok mereka.
- Gaji yang digunakan untuk perhitungan THR mencakup gaji pokok dan tunjangan tetap, namun tidak termasuk tunjangan transportasi dan makan.
4. Sanksi bagi Perusahaan yang Tidak Mematuhi
Perusahaan yang tidak mematuhi kewajiban pembayaran THR dapat menghadapi sanksi administratif dan pidana, termasuk denda hingga 5% dari total jumlah THR yang seharusnya dibayarkan.
Dengan memahami aspek-aspek di atas, kita dapat melangkah ke tahap selanjutnya dalam cara menghitung THR dengan lebih akurat dan adil bagi semua pihak yang terlibat.
Perhitungan THR untuk Karyawan Tetap
Dalam menentukan perhitungan THR untuk karyawan tetap, ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami dan diikuti sesuai dengan peraturan pemerintah dan kebijakan perusahaan. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dijadikan panduan:
1. Bagi Karyawan dengan Masa Kerja 12 Bulan atau Lebih
Karyawan yang telah bekerja selama 12 bulan atau lebih berhak mendapatkan THR sebesar satu bulan gaji. Hal ini berlaku bagi karyawan tetap yang memiliki masa kerja 12 bulan berturut-turut.
Perhitungan satu bulan gaji sebagai THR ini didasarkan pada rata-rata gaji bulanan selama 12 bulan terakhir.
2. Bagi Karyawan dengan Masa Kerja Kurang dari 12 Bulan
Untuk karyawan tetap yang masa kerjanya kurang dari 12 bulan namun lebih dari satu bulan, THR dihitung secara proporsional. Cara menghitungnya adalah dengan membagi jumlah bulan kerja dengan 12, kemudian dikalikan dengan satu bulan gaji.
Contoh: Jika seorang karyawan bekerja selama 6 bulan, maka perhitungan THR-nya adalah (6/12) x satu bulan gaji.
3. Ketentuan Waktu Pembayaran THR
Penting untuk diingat bahwa THR harus dibayarkan kepada karyawan paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan. Hal ini berlaku untuk semua karyawan, termasuk karyawan tetap, untuk memastikan mereka dapat menikmati hari raya dengan tenang dan bahagia.
Mengikuti langkah-langkah ini tidak hanya memastikan keadilan dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, tetapi juga membantu memelihara hubungan baik antara perusahaan dan karyawan. Selalu pastikan bahwa perhitungan THR dilakukan dengan akurat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta tidak melupakan hak-hak karyawan.
Perhitungan THR untuk Karyawan Kontrak
Untuk karyawan kontrak yang masa kerjanya kurang dari satu tahun, perhitungan THR dilakukan dengan menggunakan formula prorata. Ini berarti THR dihitung berdasarkan lama masa kerja mereka. Berikut adalah langkah-langkah perhitungannya:
1. Menghitung Masa Kerja
Hitung terlebih dahulu berapa bulan masa kerja karyawan kontrak tersebut. Ini penting karena akan menentukan besarannya THR yang akan diterima.
2. Menggunakan Formula Prorata
HR untuk karyawan kontrak yang masa kerjanya kurang dari 12 bulan dihitung dengan membagi jumlah bulan kerja dengan 12. Hasil pembagian ini kemudian dikalikan dengan gaji bulanan.
Gaji bulanan yang digunakan dalam perhitungan ini mencakup gaji pokok dan tunjangan tetap, namun tidak termasuk tunjangan transportasi dan makan .
3. Contoh Perhitungan
Misalnya, seorang karyawan kontrak bekerja selama 6 bulan dengan gaji bulanan (termasuk gaji pokok dan tunjangan tetap) sebesar Rp4.000.000. Maka, perhitungan THR-nya adalah (6/12) x Rp4.000.000 = Rp2.000.000.
Perlu diingat bahwa peraturan ini berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.6/2016, yang menjelaskan secara detail tentang cara menghitung THR untuk karyawan yang masa kerjanya kurang dari satu tahun. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, perusahaan dapat menghitung THR untuk karyawan kontrak dengan adil dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perhitungan THR untuk Karyawan Lepas
Untuk karyawan lepas atau harian, cara menghitung THR memerlukan pendekatan yang sedikit berbeda dibandingkan dengan karyawan tetap atau kontrak. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti:
1. Penghitungan Berdasarkan Rata-rata Gaji
- Untuk pekerja lepas atau harian yang telah bekerja selama 12 bulan atau lebih, THR dihitung berdasarkan rata-rata gaji yang mereka terima dalam 12 bulan sebelum hari raya keagamaan.
- Bagi pekerja yang menerima upah borongan, gaji bulanan dihitung dari rata-rata upah borongan selama 12 bulan terakhir.
- Jika durasi kerja kurang dari 12 bulan, maka THR dihitung berdasarkan rata-rata gaji per bulan selama periode kerja tersebut.
2. Ketentuan Waktu Pembayaran THR
THR harus dibayarkan kepada pekerja paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan. Jika perusahaan tidak mematuhi ketentuan waktu pembayaran THR, mereka dapat dikenai sanksi.
Tanggal batas akhir pembayaran THR untuk hari raya keagamaan tahun 2024 adalah 3 April 2024.
3. Kriteria Kelayakan THR
Pekerja harian yang telah bekerja lebih dari satu bulan berhak menerima THR. Namun, jika durasi pekerjaan mereka kurang dari satu bulan, mereka tidak berhak atas THR.
Dengan memahami cara menghitung THR untuk karyawan lepas atau harian, perusahaan dapat memastikan bahwa semua karyawan mendapatkan hak mereka sesuai dengan peraturan pemerintah dan perundang-undangan yang berlaku. Selalu penting untuk memperhatikan rata-rata gaji, durasi kerja, dan ketentuan waktu pembayaran THR dalam melakukan perhitungan ini.
Tips dan Saran Menyusun Perhitungan THR
Berikut adalah beberapa tips dan saran untuk menyusun perhitungan THR yang bijak dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan pemerintah:
1. Komponen Gaji untuk Perhitungan THR
Memahami komponen gaji yang diperhitungkan dalam THR sangat penting untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan dan memastikan bahwa jumlah THR yang diberikan adil bagi kedua belah pihak.
Gaji yang digunakan dalam perhitungan THR mencakup gaji pokok dan tunjangan tetap.
2. Sanksi bagi Perusahaan yang Tidak Mematuhi Pembayaran THR
Memastikan pembayaran THR tepat waktu dan sesuai dengan jumlah yang benar sangat penting untuk menghindari sanksi dan menjaga hubungan baik dengan karyawan.
Keterlambatan pembayaran THR dapat mengakibatkan denda sebesar 5% dari total jumlah THR.
Perusahaan yang tidak membayar THR dapat menghadapi sanksi administratif, termasuk peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, penangguhan sementara atau permanen operasi bisnis tertentu, penyitaan operasi bisnis, atau penutupan bisnis.
Mengikuti tips dan saran di atas dapat membantu perusahaan dalam menyusun perhitungan THR yang tidak hanya mematuhi peraturan pemerintah tetapi juga mendukung kesejahteraan karyawan. Dengan demikian, perusahaan dapat memelihara hubungan kerja yang harmonis dan produktif dengan karyawan, sambil memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
Kesimpulan
Melalui pemahaman yang komprehensif tentang cara menghitung THR untuk karyawan tetap, kontrak, dan lepas, kita telah mengetahui pentingnya mematuhi peraturan pemerintah serta memelihara hubungan baik antara perusahaan dan karyawan. Mengikuti langkah-langkah yang telah disajikan tidak hanya memastikan kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan, tetapi juga mengarah pada pembayaran THR yang adil dan tepat waktu. Kepatuhan ini, pada akhirnya, mendukung kesejahteraan karyawan dan merawat keharmonisan hubungan kerja.
Tidak kalah pentingnya adalah peran pemahaman aspek perpajakan dan kebijakan pembukuan yang baik dalam proses perhitungan THR. Hal ini menjadi krusial agar perusahaan dapat menavigasi perhitungan THR dengan lebih efisien dan efektif, serta memastikan kepatuhan pada aspek fiskal. Dalam hal ini, Associe sebagai Konsultan Bisnis dapat membantu perhitungan Perpajakan dan Pembukuan untuk bisnis, memberikan solusi untuk memastikan bahwa semua proses dilakukan dengan akurat. Dengan mengadopsi pendekatan yang teratur dan mematuhi ketentuan yang berlaku, perusahaan dapat meminimalkan risiko sanksi dan memperkuat kepercayaan karyawan.