Associe

Pengaruh Retensi Karyawan pada Perusahaan

retensi karyawan
Picture of Pengku. A
Pengku. A

Ringkasan dari Artikel Retensi Karyawan

Retensi karyawan adalah ukuran kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawan dalam jangka waktu tertentu. Retensi yang rendah dapat menyebabkan tingginya biaya rekrutmen, hilangnya pengetahuan, dan turunnya produktivitas tim. Hal ini sering dipicu oleh kepemimpinan yang buruk dan lingkungan kerja yang tidak sehat.

 

Retensi karyawan bukan hanya tentang mempertahankan tenaga kerja, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan, produktivitas, dan budaya perusahaan.

Dalam dunia kerja yang terus berubah, mempertahankan karyawan berkualitas menjadi tantangan nyata.

Associe akan membahasnya di artikel ini.

Baca Juga: Dampak Micromanaging pada Kinerja Karyawan

 

Apa Itu Retensi Karyawan?

Retensi karyawan adalah kemampuan organisasi untuk mempertahankan tenaga kerjanya dalam jangka waktu tertentu.

Ini bukan hanya persoalan administratif, tetapi menyangkut upaya aktif perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung, aman, dan memuaskan bagi karyawan.

Menurut studi oleh Dr. Sangita, tujuan utama retensi adalah menciptakan kondisi kerja yang membuat karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk tetap bertahan.

Semakin tinggi tingkat retensi, semakin kecil kemungkinan perusahaan kehilangan talenta penting yang sudah dilatih dan berpengalaman.

 

Pengaruh Retensi Karyawan

Berdasarkan studi dari Center for American Progress (CAP), biaya turnover karyawan bisa sangat signifikan, tergantung pada tingkat jabatan:

  • Posisi bergaji rendah (di bawah $30.000): biaya turnover mencapai 16% dari gaji tahunan
  • Posisi menengah ($30.000-$50.000): mencapai 20%
  • Posisi manajerial atau tinggi: bisa mencapai 213%

Singkatnya, retensi karyawan sangat penting karena mempengaruhi langsung efisiensi dan biaya perusahaan.

Dengan mempertahankan karyawan, organisasi dapat menghemat pengeluaran signifikan terkait turnover, sekaligus menjaga stabilitas dan produktivitas tim.

 

Perbedaan Retensi Karyawan dengan Turnover Karyawan

Retensi menyoroti berapa lama karyawan bertahan di perusahaan, biasanya diukur dalam periode tahunan. Sedangkan turnover karyawan mengacu pada jumlah karyawan yang keluar dari perusahaan, yang dihitung dalam jangka pendek seperti bulanan atau triwulanan.

Dilansir dari Indeed, meski berkaitan erat, kedua hal ini memerlukan pendekatan dan solusi yang berbeda untuk menjaga stabilitas dan kepuasan karyawan dalam perusahaan.

 

Penyebab Tingginya Retensi Karyawan

Dikutip dari Forbes, manajemen berkualitas tinggi berkorelasi langsung dengan retensi karyawan yang kuat karena karyawan lebih memilih lingkungan kerja yang positif dan suportif. 

Sebaliknya, beberapa penyebab utama karyawan meninggalkan perusahaan adalah:

  • Lingkungan kerja yang tidak sehat
  • Kepemimpinan perusahaan yang buruk
  • Ketidakpuasan terhadap manajer atau supervisor

 

Contoh dan Rumus Retensi Karyawan

Jumlah karyawan awal – Jumlah karyawan yang keluar = Jumlah karyawan yang bertahan

Tingkat retensi = (Jumlah karyawan yang bertahan ÷ Jumlah karyawan awal) × 100%

Contoh perhitungan:

Misalnya, di awal tahun perusahaan memiliki 100 karyawan. Sepanjang tahun, 15 orang mengundurkan diri atau keluar. Maka:

100 – 15 = 85 → artinya ada 85 karyawan yang bertahan

85 ÷ 100 = 0,85

0,85 × 100% = 85%

Jadi, tingkat retensi karyawan perusahaan tersebut adalah 85%, yang berarti perusahaan berhasil mempertahankan 85% karyawannya selama periode satu tahun.

 

Cara Meningkatkan Retensi Karyawan

Apresiasi Kontribusi Karyawan

Tunjukkan penghargaan yang tulus atas hasil kerja dan pencapaian karyawan. Pengakuan yang konsisten, baik verbal maupun formal, dapat membangun motivasi dan rasa memiliki yang kuat.

Dikutip dari Gallup, karyawan yang merasa dihargai memiliki keterlibatan lebih tinggi dan cenderung bertahan lebih lama. Ini adalah fondasi utama loyalitas.

Fokus pada Kesejahteraan Karyawan

Memberikan akses terhadap fasilitas kesehatan fisik dan mental menunjukkan kepedulian perusahaan. 

Ini mencakup program bantuan karyawan dan dukungan kesehatan mental. Perusahaan yang memprioritaskan kesejahteraan memiliki tingkat retensi 29% lebih tinggi.

Kesejahteraan yang diperhatikan membuat karyawan merasa dihargai secara pribadi.

Ciptakan Peluang Pertumbuhan dan Pengembangan

Karyawan ingin melihat masa depan di perusahaan. Sediakan jalur pengembangan karier yang jelas, pelatihan berkelanjutan, dan promosikan dari dalam.

94% karyawan akan tinggal lebih lama jika ada investasi dalam pengembangan mereka. Ini membuat karyawan merasa dihargai dan melihat peluang berkembang.

Bangun Budaya Perusahaan yang Sehat dan Inklusif

Budaya perusahaan yang inklusif, kolaboratif, dan mendukung menciptakan rasa memiliki yang kuat.

Ini mendorong karyawan untuk bertahan karena merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.

77% pelamar dewasa mempertimbangkannya dan lebih dari separuh menganggapnya lebih penting dari gaji untuk kepuasan kerja.

Tawarkan Fleksibilitas Kerja

Fleksibilitas seperti jam kerja fleksibel atau kerja hybrid sangat dihargai di era modern. Ini menunjukkan kepercayaan perusahaan pada karyawan dan membantu menyeimbangkan kehidupan pribadi.

Perusahaan yang menerapkan kebijakan kerja fleksibel umumnya memiliki tingkat turnover karyawan 25% lebih rendah, menjadikan fleksibilitas ini sebagai nilai tambah yang signifikan.

Baca Juga: Apa Itu Quiet Quitting? Fenomena Kerja Dalam Kalangan Gen Z

 

FAQ Tentang Retensi Karyawan

Apa itu retensi karyawan?

Retensi karyawan adalah upaya organisasi untuk mempertahankan tenaga kerja dalam jangka waktu tertentu agar tidak mudah keluar dari perusahaan.

Mengapa retensi penting dalam perusahaan?

Retensi membantu menekan biaya turnover, mempertahankan produktivitas, serta menjaga kestabilan tim kerja dan budaya organisasi.

Apa indikator keberhasilan retensi? 

Tingkat retensi yang tinggi, kepuasan kerja, loyalitas, dan rendahnya tingkat pengunduran diri sukarela merupakan indikator yang umum digunakan.

Bagaimana cara mengetahui tingkat retensi?

Gunakan rumus sederhana: jumlah karyawan yang bertahan dibagi jumlah karyawan awal dalam periode tertentu, lalu dikalikan 100.

Apakah semua turnover buruk?

Tidak. Turnover bisa positif jika terjadi pada karyawan yang kurang cocok dengan budaya perusahaan atau tidak produktif.

 

Penulis Artikel:

Picture of Pengku. A
Pengku. A

Seorang article writer di Associe dengan pengalaman di berbagai bidang, seperti online media, legalitas, dan digital agency.

Ikuti Associe di Sosial Media