Efisiensi Karyawan — Dalam dunia bisnis yang bergerak cepat dan kompetitif, perusahaan sering menghadapi tantangan finansial dan operasional.
Salah satu langkah yang kerap diambil untuk menjaga stabilitas adalah efisiensi karyawan.
Sayangnya, melakukan efisiensi karyawan ini sering kali berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) pada para pekerja.
Namun, apakah efisiensi selalu identik dengan PHK?
Mari kita bahas lebih lanjut tentang aspek hukum, alasan, serta dampaknya.
Baca Juga: PKWT dan PKWTT, Mana yang Lebih Baik?
Pengertian Efisiensi Karyawan
Efisiensi karyawan adalah upaya perusahaan untuk mengoptimalkan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan operasional.
Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk restrukturisasi, redistribusi tugas, atau dalam beberapa kasus, pengurangan jumlah karyawan melalui PHK.
Konsep ini sering kali diimplementasikan untuk mengurangi beban operasional tanpa mengorbankan produktivitas.
Efisiensi karyawan dapat dilakukan dengan meningkatkan keterampilan tenaga kerja, otomatisasi tugas tertentu, atau mengadopsi sistem kerja yang lebih fleksibel.
Perusahaan yang mengalami penurunan pendapatan atau perubahan model bisnis biasanya melakukan efisiensi agar tetap bertahan.
Namun, perlu dicatat bahwa efisiensi bukan hanya soal mengurangi jumlah pekerja.
Perusahaan yang menerapkan efisiensi dengan bijak justru mampu meningkatkan produktivitas tanpa harus melakukan PHK massal.
Pasal Terkait Efisiensi Karyawan
Peraturan dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan
Efisiensi karyawan yang berujung pada PHK diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta peraturan turunannya. Perusahaan wajib memberikan alasan yang jelas dan kompensasi sesuai aturan.
Hak Karyawan yang Terkena Efisiensi
Menurut PP Nomor 35 Tahun 2021, pekerja yang mengalami PHK akibat efisiensi berhak atas pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak lainnya.
Kewajiban Perusahaan Sebelum PHK
Pasal 151 UU Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa PHK harus menjadi opsi terakhir setelah berbagai upaya lain, seperti pengurangan jam kerja atau pengalihan tugas, telah dilakukan.
Alasan Perusahaan Melakukan Efisiensi Karyawan
Dampak Perlambatan Ekonomi
Saat resesi atau ketidakstabilan ekonomi terjadi, banyak perusahaan mengalami penurunan pendapatan.
Untuk menghindari kerugian lebih besar, efisiensi karyawan sering menjadi pilihan agar operasional tetap berkelanjutan.
Pengaruh Teknologi dan Otomatisasi
Kemajuan teknologi memungkinkan banyak tugas yang sebelumnya dilakukan manusia kini bisa diotomatisasi.
Contohnya seperti di sektor pelayanan, chatbot dan AI (artificial intelligence) menggantikan peran manusia dalam menangani pertanyaan dasar, memungkinkan respons instan dan rekomendasi personal tanpa banyak staf.
Restrukturisasi Model Bisnis
Startup dan perusahaan teknologi sering mengubah strategi bisnisnya untuk menyesuaikan dengan pasar.
Hal ini sering kali berujung pada restrukturisasi tim dan pengurangan jumlah karyawan agar lebih sesuai dengan kebutuhan bisnis yang baru.
Efisiensi Biaya Operasional
Beban gaji yang tinggi dapat menjadi tantangan bagi perusahaan, terutama di sektor yang memiliki banyak tenaga kerja berstatus kontrak.
Untuk mengurangi pengeluaran, perusahaan melakukan efisiensi karyawan sebagai langkah strategis.
Dampak dari Efisiensi Karyawan
Efisiensi karyawan memiliki konsekuensi bagi perusahaan, pekerja, dan ekonomi secara keseluruhan.
Dampak positifnya, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran dan meningkatkan daya saing.
Efisiensi juga memungkinkan tenaga kerja yang tersisa untuk lebih fokus pada tugas yang bernilai tinggi.
Namun, dari sisi pekerja, PHK akibat efisiensi bisa menimbulkan ketidakpastian ekonomi. Mereka harus mencari pekerjaan baru di tengah persaingan ketat.
Dalam jangka panjang, angka pengangguran yang meningkat bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional.
Dampak psikologis perlu diperhatikan, karena karyawan yang bertahan mungkin mengalami stres akibat beban kerja meningkat atau ketakutan akan PHK, yang dapat menurunkan produktivitas.
Tips untuk Melakukan Efisiensi Karyawan
Rotasi dan Redistribusi Pekerjaan
Sebelum memutuskan PHK, perusahaan dapat mengalokasikan ulang tugas karyawan untuk memastikan efisiensi tanpa kehilangan tenaga kerja berharga.
Pengurangan Jam Kerja Sementara
Beberapa perusahaan memilih untuk mengurangi jam kerja atau menerapkan sistem cuti tidak dibayar agar tetap mempertahankan karyawan.
Outsourcing untuk Posisi Tertentu
Alih daya pekerjaan non-esensial dapat membantu perusahaan mengurangi beban gaji tanpa mengorbankan kualitas kerja.
Peningkatan Produktivitas melalui Pelatihan
Melatih karyawan agar memiliki keterampilan baru bisa menjadi solusi efisiensi tanpa harus melakukan PHK.
Penggunaan Teknologi untuk Meningkatkan Efisiensi
Adopsi sistem kerja digital dan otomatisasi dapat membantu mengurangi biaya operasional tanpa harus mengurangi jumlah karyawan secara drastis.
Baca Juga: Alasan Resign yang Masuk Akal dari Sisi HR
Kesimpulan
Efisiensi karyawan adalah langkah yang sering diambil perusahaan untuk menyesuaikan tenaga kerja dengan kebutuhan bisnis.
Meskipun sering dikaitkan dengan PHK, efisiensi tidak selalu berarti pengurangan tenaga kerja.
Regulasi di Indonesia mengatur hak-hak karyawan yang terkena dampak efisiensi, termasuk pesangon dan kompensasi lainnya.
Dampak efisiensi bisa positif bagi perusahaan, tetapi negatif bagi pekerja jika tidak dilakukan dengan bijak.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih banyak terkait artikel HR atau membutuhkan layanan konsultan HR, jangan ragu untuk kunjungi Associe atau langsung hubungi kami.