Fenomena NEET pada Gen Z — Pada 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa 20,31% Gen Z di Indonesia tergolong NEET.
Singkatan NEET adalah Not in Education, Employment, or Training yang berarti tidak bekerja, bersekolah, atau mengikuti pelatihan keterampilan.
Kondisi ini bisa berdampak pada ekonomi, sosial, dan masa depan generasi muda.
Lalu, apa itu NEET dan apa penyebabnya? Associe akan membahasnya secara ringkas di artikel ini.
Baca Juga: Apa Penyebab dan Dampak Akibat TikTok Diblokir di US?
Apa Itu NEET?
NEET adalah istilah yang pertama kali muncul di Inggris pada 1999 melalui laporan “Bridging the Gap: New Opportunities for 16-18 Year Olds Not in Education, Employment, or Training.”
Konsep ini kemudian diadopsi oleh berbagai negara, termasuk Jepang dengan istilah hikikomori dan Spanyol dengan generasi ni-ni.
Menurut BPS, kategori NEET mencakup mereka yang berusia 15-24 tahun dan tidak memiliki aktivitas pendidikan atau pekerjaan
Berbeda dengan pengangguran yang masih aktif mencari kerja, kelompok NEET sering kali tidak memiliki inisiatif untuk mencari pekerjaan atau mengembangkan keterampilan.
Penyebab Tingginya Angka NEET di Indonesia
Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka NEET di Indonesia meliputi:
Kesenjangan Pendidikan dan Keterampilan
Banyak lulusan sekolah atau perguruan tinggi yang tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Kurikulum pendidikan yang kurang selaras dengan dunia kerja membuat mereka kesulitan bersaing di pasar tenaga kerja.
Selain itu, keterbatasan akses terhadap pelatihan keterampilan, terutama di daerah terpencil, menyebabkan banyak anak muda menganggur atau bekerja di sektor informal.
Data BPS Maret 2023 menunjukkan hanya 27,98% penduduk desa usia 15+ yang lulus SMA/sederajat, dibandingkan 49,16% di perkotaan.
Kurangnya Kesempatan Kerja
Persaingan di pasar tenaga kerja semakin ketat, terutama bagi lulusan baru yang minim pengalaman.
Banyak perusahaan lebih memilih pekerja berpengalaman, sehingga peluang bagi pencari kerja pemula menjadi sangat terbatas
Ketimpangan ekonomi antarwilayah yang membuat kesempatan kerja lebih banyak terpusat di kota besar semakin memperparah angka pengangguran di kalangan anak muda.
Tekanan Sosial dan Ekonomi
Kondisi keluarga dan lingkungan sosial turut memengaruhi keputusan anak muda untuk tidak bekerja atau melanjutkan pendidikan.
Beberapa di antaranya terpaksa mengurus keluarga, sementara yang lain menghadapi tekanan psikologis atau ketidakpercayaan diri dalam mencari pekerjaan
Faktor budaya juga berperan, misalnya ekspektasi keluarga terhadap peran gender yang membuat beberapa individu memilih untuk tidak bekerja.
Dampak Pandemi COVID-19
Pandemi telah memperburuk kondisi ketenagakerjaan di Indonesia, terutama bagi generasi muda.
Banyak perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pembatasan rekrutmen, sehingga kesempatan kerja semakin menurun.
Dampak Fenomena NEET pada Gen Z
Fenomena NEET adalah masalah yang tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga memberikan dampak signifikan bagi ekonomi, sosial, dan kesehatan mental masyarakat secara keseluruhan.
Beban Ekonomi
Meningkatnya jumlah pemuda yang masuk dalam kategori NEET adalah ancaman bagi stabilitas ekonomi, karena mereka tidak berkontribusi dalam produktivitas tetapi tetap menjadi tanggungan keluarga dan negara.
Ketimpangan Sosial
NEET adalah kelompok yang lebih rentan mengalami keterasingan sosial akibat minimnya interaksi dengan dunia kerja atau pendidikan formal.
Hal ini dapat memperburuk ketimpangan sosial karena mereka kehilangan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan mobilitas ekonomi.
Risiko Masalah Mental
Minimnya aktivitas produktif membuat NEET lebih berisiko mengalami gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
Tekanan sosial, perasaan tidak berguna, serta ketidakpastian masa depan dapat memperburuk kondisi psikologis mereka dan menciptakan siklus sulit untuk keluar dari status NEET.
Cara Menghadapi Fenomena NEET di Indonesia
NEET adalah kondisi yang bisa dihindari oleh Gen Z di Indonesia dengan mengambil langkah proaktif untuk meningkatkan keterampilan dan kesiapan kerja.
Mengikuti program pelatihan atau kursus yang sesuai dengan kebutuhan industri dapat membantu mereka lebih mudah mendapatkan pekerjaan.
Selain itu, memanfaatkan peluang magang dan membangun usaha sendiri dengan dukungan akses modal serta mentoring dapat menjadi solusi untuk tidak bergantung pada lapangan kerja formal.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan pengalaman kerja juga perlu ditanamkan, agar Gen Z lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja dan tidak terjebak dalam status NEET.
Baca Juga: Viral di TikTok, Apa Itu Skincare Overclaim?
Kesimpulan
NEET adalah singkatan dari Not in Education, Employment, or Training, yang menggambarkan kondisi di mana seseorang tidak bekerja, tidak bersekolah, dan tidak mengikuti pelatihan.
Fenomena ini terjadi karena berbagai faktor, seperti kesenjangan keterampilan, sulitnya akses ke lapangan kerja, serta kurangnya motivasi atau dukungan untuk melanjutkan pendidikan.
Untuk menghadapinya, Gen Z dapat mengikuti pelatihan keterampilan, mencari peluang magang, atau merintis usaha sendiri agar lebih siap bersaing di dunia kerja.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih banyak terkait berita terbaru atau membutuhkan layanan konsultan bisnis, jangan ragu untuk kunjungi Associe atau langsung hubungi kami.